Metamorfosis capung adalah proses perkembangan pada hewan capung terhadap perubahan fisik atau bentuknya sejak fase kelahiran sampai dewasa.
Capung adalah serangga bersayap dan memiliki warna tubuh yang indah dan termasuk dalam golongan bangsa odonata.
Serangga ini biasa hidup di dekat air, tempatnya bertelur, dan menghabiskan kehidupannya pun juga berada disana (tidak jauh dari air).
Capung disebut juga sibar-sibar. Saya biasa menyebut serangga ini dengan nama capung atau kinjeng.
Pada umumnya, ukuran tubuh capung tidak terlalu besar dan sering hinggap dimanapun dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping.
Capung menyebar luas, mulai dari sawah, kebun, sungai, danau, hutan-hutan, sampai di perkerangan rumah dan kawasan perkotaan.
Klasifikasi Capung
- Nama ilmiah : Anisoptera
- Infrakerajaan : Protostomia
- Kelas : Insecta
- Filum : Arthropoda
- Upafilum : Hexapoda
- Ordo : Odanata
- Superordo : Odonatoptera
- Lama hidup : 6 sampai 7 bulan
Fase Metamorfosis Capung
Ada dua jenis tahapan pertumbuhan, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna pada hewan.
Sama seperti metamorfosis kecoa dan metamorfosis belalang, capung termasuk ke dalam serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Sehingga ada 3 tahapan pertumbuhan pada capung, yaitu telur-nimfa-imago.
1. Fase Telur
Telur merupakan fase awal pada proses metamorfosis capung. Telur capung dihasilkan dari perkawinan antara capung betina dan capung jantan.
Sel telur dari capung betina bertemu dengan spermatozoa capung jantan sehingga menjadi zigot. Kemudian zigot tersebut tumbuh dan berkembang menjadi telur capung.
Induk capung akan meletakkan telur-telurnya di tempat yang khusus, maksudnya nyaman dan sesuai untuk perkembangan telur capung.
Mereka akan menempelkan dan menjadikan satu telur-telur tersebut pada batas permukaan tanaman di dekat air.
Tanaman yang digunakan tentunya bukan tanaman yang sembarangan atau asal pilih, tetapi induk capung akan mencari tempat yang bersih dari polusi.
Ia juga memastikan jika ada banyak mikroorganisme di dalam air untuk makanan larva capung nantinya.
Capung betina dapat menghasilkan sekitar lebih dari 100 butir telur dalam sekali proses bertelur. Kondisi telur capung tersebut diselumti oleh lendir licin.
Telur capung bisa memakan waktu 2 sampai 7 hari untuk menetas, hal ini tergantung pada kondisi cuaca di lingkungan sekitar telur.
Apabila cuacanya dingin, maka telur capung memerlukan waktu yang lebih lama untuk menetas. Sedangkan jika cuacanya panas, maka telur capung akan menetas dalam waktu yang lebih cepat.
2. Fase Nimfa
Fase kedua dari proses metamorfosis capung adalah nimfa atau capung muda. Telur yang sudah menetas akan berubah menjadi tempayak (larva) capung dan berkembang di dasar pertanian hingga menjadi nimfa.
Larva capung hidup di dasar perairan dan bernapas menggunakan insang internal. Walaupun hidup di dalam air, larva capung dapat hidup di darat selama beberapa jam.
Larva capung akan berkembang dan mengalami pergantian kulit sampai menjadi nimfa.
Siklus hidup capung, sebagian besar dihabiskan dalam bentuk nimfa ini. Nimfa capung hidup di bawah permukaan air dengan menggunakan insang yang ada pada rektum di ujung perut untuk bernapas.
Di dalam air, nimfa capung hidup sebagai karnivora yang ganas. Bahkan, nimfa capung yang berukuran lebih besar dapat berburu dan memangsa berudu atau anak ikan.
Nimfa capung akan mengalami mengalami fase instar, yaitu pergantian kulit 8 sampai 12 kali sebelum masuk ke fase imago.
3. Fase Imago
Imago atau capung dewasa adalah fase terakhir dalam proses metamorfosis capung.
Nimfa yang sudah tumbuh dengan sempurna akan keluar dari dalam air dan mencari tempat untuk menjadi capung dewasa, seperti bebatuan dan tumbuhan.
Kulit nimfa akan mengelupas dan berubah menjadi seekor capung muda. Setelah itu, capung muda menjalani kehidupannya sampai dewasa.
Sesudah dewasa, Hidup capung maksimal hanya selama empat bulan.
Capung dewasa tidak menjadi hama bagi manusia. Capung ini tidak seganas ketika menjadi nimfa, namun hanya menjadi predator serangga kecil seperti nyamuk.
Bahkan, capung dewasa lebih sering menjadi mangsa dari para predatornya, seperti bunglon, kadal air, belalang sembah, dan beberapa jenis burung.
Ciri-ciri Capung
Capung merupakan seranngga yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar, terutama capung yang hidup di perkarangan rumah dan lingkungan perkotaan.
Ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh capung seperti berikut :
- Memiliki mata besar yang termasuk mata majemuk, yaitu mata pada serangga yang memiliki reseptor warna individual, dapat menangkap gambar dengan sudut yang lebar, mendeteksi gerakan cepat, dan meilhat polarisasi cahaya.
- Memiliki dua pasang sayap yang memiliki berbagai corak indah maupun transparan.
- Memiliki 3 pasang kaki (jumlah kaki 6) yang biasanya digunakan untuk hinggap pada benda, daun, dan sebagainya.
- Memiliki warna dan corak tubuh yang bervariasi seperti hijau, merah, biru, dan lainnya.
- Memiliki ukuran kepala yang besar dengan pandangan mata terlihat mengkilap.
- Memiliki ekor yang panjang dan berbentuk seperti jarum.
- Masa hidup capung tidak lama, hanya mampu hidup sekitar kurang lebih empat bulan.
Jenis-jenis Capung
Capung memiliki banyak jenis dengan nama, sebutan, dan ciri khas berbeda dan ada juga yang hampir sama.
Dalam bahasa inggris, capung disebut dengan nama dragonfly, kalau saya biasa menyebutnya capung atau kinjeng.
Capung bisa kita jumpai di sekitar rumah, taman, kebun, sungai, danau, hutan, dan tempat-tempat lainnya.
Jika kamu sering berjumpa dengan serangga ini, akan lebih baik dengan mengetahui jenis-jenisnya terlebih dahulu supaya kenal. Berikut pembahasan 5 jenis capung.
1. Capung Loreng
Capung loreng adalah serangga karnivora yang memiliki ciri khas tubuh bercorak loreng hitam dan hijau kekuningan seperti baju tentara. Capung jenis ini juga disebut dengan nama capung badak.
Capung loreng merupakan jenis capung yang sering kita jumpai di sekitar lingkungan rumah.
Capung jenis ini berbeda dengan jenis capung jarum yang memiliki tubuh ramping seperti jarum.
2. Capung Ciwet
Capung ciwet adalah capung yang termasuk dalam keluarga libelluidae dari spesies pantala hymenaea.
Capung ciwet merupakan spesies terbanyak di dunia. Ciri khasnya memiliki panjang tubuh 4,5 cm, sayap 7,2 cm sampai 8,4 cm saat membentang, sisi depan kepala berwarna kuning kemerahan.
Capung jantan terbang berdampingan dengan capung betina setelah melakukan perkawinan, saat capung betina bertelur pun tetap didampingi capung jantan.
Sekali bertelur, capung betina dapat menghasilkan sekitar 500 sampai 2000 telur yang berbentuk bulat lonjong..
Capung ciwet dapat terbang dengan kecepatan hingga 5 m/s, terutama ketika kawanan lalat berkeliaran dalam jumlah besar pada musim gugur.
Mereka menggunakan termal tersebut untuk memperoleh keuntungan, yaitu angin lembab. Posisi penerbangan normal capung mencapai 2,5 meter di atas tanah.
3. Capung Gomphidae
Capung gomphidae adalah keluarga odonata, disebut juga capung clubtail. Capung jenis ini dapat ditemukan di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia, dan Australia.
Clubtail tidak memiliki warna metalik terang pada tubuhnya, segaian besar berwarna gelao untuk menghindari deteksi dan supaya terlihat sedikit perbedaan antara jenis kelamin.
Clubtail cepat saat terbang dengan musim penerbangan pendek. Mereka lebih suka menghabiskan banyak waktu istirahat, bertengger dalam posisi yang cocok dan melesat keluar untuk memangsa serangga terbang.
4. Capung Sympetrum
Capung sympetrum adalah genus capung skimmer berukuran kecil hingga sedang. Lebih dari 50 spesies sebagian besar hidup di zona berikilim belahan bumi utara.
Sebagian besar capung ini terbang di akhir musim panas dan gugur. Mereka berkembang biak di kolam dan mencari makan di padang rumput.
Pada umumnya, sebagian atau seluruh tubuh mereka berwarna kuning emas saat remaja dan menjadi merah cerah ketika sudah dewasa. Kecuali skema warna pada capung black darter (sympetrum danae).
5. Capung Macromia
Capung Macromia adalah genus capung besar yang termasuk dalam keluarga macrpmiidae. Capung ini juga dikenal sebagai penjelajah sungai karena sering menempuh jarak jauh di sepanjang tepi sungai.
Sebagian besar capung macromia berada di wilayah tropis Australasia, satu spesies ditemukan di Eropa, yaitu capung macromia splendens, dan beberapa spesies berada di Amerika Utara,
Kesimpulan
Metamorfosis capung adalah proses perkembangan pada capung terhadap perubahan fisik atau bentuknya dari fase kelahiran sampai dewasa.
Capung termasuk hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna karena hanya mengalami 3 tahapan pertumbuhan, yaitu telur-nimfa-imago.
Ciri-ciri capung adalah memiliki mata besar atau majemuk, bersayap, tiga pasang kaki, warna dan corak tubuh bervariasi, ukuran kepala besar dan mengkilap, ekornya panjang seperti jarum, dan masa hidup maksimal 4 bulan.
Ada banyak jenis capung yang hidup di dunia seperti capung loreng, capung ciwet, capung ghompidae, capung sympetrum, capung macromia, dan spesies capung lainnya.
Capung tidak termasuk hama bagi manusia, karena kehadirannya tidak terlalu mengganggu. Bahkan, mereka lebih sering dimangsa oleh para predatornya seperti bunglon, kadal air, dan beberapa jenis burung.
Sekian.