Gaya Tolak Peluru

Gaya tolak peluru – Olahraga atletik sering disebut sebagai induk dari semua cabang olahraga dan merupakan olahraga yang paling tua di dunia.

Ada beberapa jenis olahraga yang termasuk dalam cabang olahraga atletik, salah satu diantaranya ialah tolak peluru yang akan kita bahas kali ini.

Mungkin kamu pernah belajar atau mencoba bermain tolak peluru ketika pelajaran olahraga di SD.

Tapi, apakah kamu masih ingat apa itu tolak peluru dan bagaimana cara melakukannya?

Tenang saja, berikut ini akan kita bahas dengan lengkap dari pengertian, sejarah, teknik dasar, bermacam gayanya hingga ukuran lapangan dan peraturan permainan ini.

Simak dengan baik penjelasan berikut ya.

Pengertian Tolak Peluru

pengertian
gambar Ryan Crouser dari athleticsweekly.com

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik nomor lempar yang dilakukan dengan cara menolak atau mendorong bola yang terbuat dari logam sejauh mungkin, dari titik lempar menuju titik pendaratan menggunakan teknik tertentu.

Tidak seperti olahraga lempar lainnya seperti lempar lembing atau cakram, tolak peluru bisa dilakukan di lapangan indoor maupun outdoor.

Hal ini dikarenakan tolak peluru tidak memerlukan area pendaratan yang luas, tidak lebih dari 25 meter.

Walaupun terlihat mudah dilakukan, tolak perluru tergolong olahraga berat yang tidak bisa dilakukan sembarangan.

Ada 2 faktor yang menentukan dalam olahraga ini, yaitu postur tubuh atlet dan penguasaan tekniknya.

Atlet dengan postur tubuh besar cenderung memiliki energi yang lebih besar juga, sehingga cocok untuk olahraga ini.

Baik laki-laki maupun perempuan, para atlet juara dunia tolak peluru rata-rata postur tubuhnya besar dan punya energi yang kuat untuk melakukan tolakan.

Meski demikian, ada pula atlet tolak peluru yang bertubuh sedang, bahkan kecil, tetapi mampu melakukan tolakan dengan cukup jauh.

Hal ini bisa terjadi apabila atlet tersebut mampu menguasai teknik-teknik dasar dengan baik dan memilih gaya tolak peluru yang paling tepat untuk dirinya.

Sejarah Tolak Peluru

sejarah tolak peluru, tolak peluru
gambar Parry O’Brien dari .worldathletics.org

Dalam sejarah perkembangannya lebih dari 2000 tahun yang lalu olahraga ini begitu digemari oleh para laki-laki Britania (Inggris) untuk menguji kekuatannya dengan melempar peluru dari batu, bukan terbuat dari besi seperti sekarang.

Pada zaman pertengahan mulai ada perlombaan melempar peluru meriam yang termasuk senjata mematikan pada masa itu, dengan jarak sejauh mungkin.

Kejuaraan amatir tolak peluru pertama diperlombakan pada tahun 1866. Pada tahun 1896, yaitu pada Olimpiade Athena.

Kompetisi tolak peluru direkam pada awal abad ke-19 di Skotlandia yang merupakan bagian Kejuaraan Amatir Inggris mulai tahun 1866.

Tolak peluru merupakan acara Olimpiade modern asli, dengan kemenangan Robert Garrett dari Amerika di Olimpiade Athena pada tahun 1896.

Salah satu pukulan hebat di awal Olimpiade, American Ralph Rose memenangkan medali emas pada tahun 1904 dan 1908.

Pada tahun 1950 olahraga tolak peluru mengalami kemajuan besar, ketika Parry O’Brien memulai tolakan membelakangi sektor lapangan.

Kemudian metode ini dikenal dengan istilah O’Brien atau teknik membelakangi dalam gaya tolak peluru.

Teknik Dasar Tolak Peluru

teknik dasar tolak peluru, cara melempar tolak peluru
teknik dasar tolak peluru

Terdapat 3 teknik peluru yang harus kamu pelajari dan latih gerakannya supaya lemparanmu bisa lebih jauh. Yaitu teknik memegang peluru, meletakkan peluru di leher, dan menolakkannya.

Ketiga teknik ini harus sering kamu latih agar lemparanmu semakin bagus dan lebih baik dari sebelumnya, sehingga bisa mencapai di titik terjauh.

Teknik Memegang Peluru

Cara memegang peluru tidak boleh sembarangan, melainkan ada beberapa teknik khusus yang haru dipelajari oleh pemain.

Peluru biasanya genggam dengan jari-jari di telapak tangan bagian dalam. Berikut cara melakukannya:

  • Letakkan peluru di telapak tangan bagian atas saat tangan menengadah atau bisa juga di bagian ujung telapak tangan yang terdekat dari jari-jari tangan.
  • Renggangkan genggaman dari jari tangan pada bagian jari tengah, manis dan telunjuk agar bisa menahan dan memegang bagian belakang peluru.
  • Posisikan ibu jari dan jari kelingking sebagai pemegang atau penahan peluru di bagian samping. Posisi ini bertujuan supaya peluru tidak tergelincir ke arah luar atau ke dalam.

Teknik Meletakkan Peluru di Leher

Selain cara menggenggam peluru, teknik khusus untuk meletakkan peluru secara tepat pun juga ada.

Tahapan meletakkan peluru yang tepat dan benar antara lain:

  • Berdiri dengan posisi kak kanan diletakkan di bagian depan batas belakang lingkaran, sedangkan kaki kiri berada di sisi sebelah kiri dengan lebar sepanjang lebar tubuh dan satu garis lurus dengan arah lemparan.
  • Pegang peluru menggunakan tangan kanan dengan pegangan yang tepat.
  • Peluru diletakkan dan ditata dengan baik oleh tangan yang memegang peluru.
  • Tempatkan peluru di antara batas leher dan pundak, atau di posisi bagian bawah telinga. Ketika membuka, rentangkan lengan segaris dengan bahu.
  • Tekuk sedikit lengan kiri di bagian muka dada.
  • Rilekskan kaki kiri dan posisikan menapak di bagian ujung kaki.

Teknik Menolak Peluru

Tahapan terakhir ialah menolak peluru, berikut cara melakukannya:

  • Siku ditarik serong ke belakang bersamaan dengan perputaran tubuh ke arah tolakan.
  • Lalu dorong pinggang dan pinggul sedikit ke arah depan, dengan dada terbuka ke arah tolakan atau serong ke atas.
  • Pandangan menuju ke arah tolakan dengan dagu terangkat.
  • Ketika dada/seluruh badan mengarah ke tolakan, peluru bisa sesegera mungkin ditolakkan sekuat tenaga ke arah depan atas atau ke arah tolakan.
  • Di saat yang sama, bisa dilakukan tolakan kaki kanan dan seluruh tubuh dilonjakkan ke atas menyerong ke depan.

Perlu diketahui, bahwa cara menolakkan peluru dibagi menjadi 2 yaitu dengan menggunakan kedua tangan atau hanya dengan satu tangan.

Kondisi fisik harus prima sebelum melakukan olahraga tolak peluru.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menolak peluru:

  1. Ketika peluru sudah lepas/ditolakkan, posisi tubuh berada pada keadaan condong ke depan. Keseimbangan tubuh sangat penting agar tidak jatuh di luar lapangan. Untuk mencegahnya, kaki kanan bisa segera digerakkan ke depan.
  2. Saat melakukan pendaratan dengan kaki kanan, segera tarik kaki kiri ke belakang agar seluruh tubuh berada pada posisi seimbang, dan arahkan lengan kiri ke belakang.

Latih gerakan ini supaya menghasilkan gerakan yang lebih baik. Sebab banyak pelempar tolak peluru yang digerakan awal melakukan kesalahan dalam gerakan maupun posisi tubuh.

[su_note note_color=”#f0d011″ text_color=”#000000″]Pelajari juga: Pengertian lari estafet[/su_note]

Macam-macam Gaya Tolak Peluru

macam-macam gaya
gambar dari coachtube.com

Terdapat 3 jenis gaya tolak peluru yang dapat kamu latih agar lemparanmu tambah bagus dan semakin jauh, antara lain ialah:

Tolak Peluru Gaya Menyamping (Ortodoks)

Tolak peluru gaya menyamping disebut juga dengan gaya ortodoks. Cara melakukannya ialah:

  • Pegang peluru dengan kuat menggunakan tangan kanan dan letakkan pada pangkal leher.
  • Berdiri dan badan agak miring dengan arah tolakan berada di sebelah kiri.
  • Tekukkan kaki kanan dengan kaki kiri lurus terjulur lemas di depan.
  • Angkat tangan kiri setinggi bahu dan pindahkan tumpuan berat badan di kaki kanan.
  • Angkat kaki kiri lalu putar badan ke arah tolakan dengan membawa kaki kanan menghadap ke arah depan.
  • Julurkan kaki kiri terus ke arah sisi kiri lalu bersiap untuk melakukan lemparan.
  • Lempar peluru sejauh mungkin dengan mendorong peluru sekuat-kuatnya.

Tolak Peluru Gaya Membelakangi (O’Brien)

Gaya membelakangi biasa disebut juga dengan gaya o’brien, cara melakukannya yakni:

  • Pegang peluru dengan kuat dan letakkan pada pangkal leher menggunakan tangan kanan.
  • Posisikan badan membelakangi arah tolakan peluru. Tegakkan kaki kanan sebagai tumpuan dan luruskan kaki belakang ke arah belakang.
  • Pindahkan tumpuan berat badan pada kaki kanan yang berada di bagian depan. Fokus ke bawah sekitar 5-10 meter dari arah berdiri dan tenangkan badan sebelum melakukan gerakan selanjutnya.
  • Lalu arahkan badan agak miring ke depan dan angkat kaki kiri sedikit ke atas dengan rileks. Turunkan lengan kiri secara perlahan hingga lurus dan lemas.
  • Tekuk kedua lutut hingga posisinya hampir sejajar dada, kemudian dengan cepat luruskan kaki kiri dan ayunkan kaki ke belakang dengan tolakan kaki kanan. Gerakan ini harus cepat dan badan tetap dalam posisi rendah saat meluncur ke belakang.
  • Posisikan kaki kanan di sekitar pusat lingkaran. Susul dengan kaki kiri yang diletakkan di sebelah kiri dekat garis tengah hingga bersentuhan dengan balok penahan.
  • Terakhir, segera tolak peluru sekuat mungkin ke arah tolakan.

Tolak Peluru Gaya Berputar (Spin)

Gaya berputar diperkenalkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Alexander Baryshnikov, seorang atlet tolak peluru dari Rusia.

Pada tahun itu, ia berhasil memecahkan rekor baru untuk nomor putra dengan jarak 22 meter.

Ciri khas gaya spin ialah pelempar melakukan gerakan memutar sebesar 360º sebelum melakukan lemparan. Dengan cara ini, diharapkan atlet memiliki momentum untuk melakukan lemparan sejauh mungkin.

Gaya berputar cukup sulit dilakukan karena selain fokus pada tolakan, atlet juga harus menguasai teknik berputar dengan benar.

Gaya ini hampir sama dengan lempar cakram yang berputar saat melakukan lemparan.

Berikut tahapan cara melakukan tolak peluru gaya ini:

  • Untuk awalan, posisikan tubuh sama seperti gaya glide, yaitu menghadap ke belakangm tangan kanan memegang peluru dan menempelkannya ke leher kanan. Badan dalam posisi tegak dan kepala miring.
  • Sejajarkan kedua kaki, jadikan kaki kiri sebagai tumpuan supaya kaki kanan bisa diayun menuju tengah lingkaran.
  • Kaki kanan menuju area tengah lingkaran dengan tetap membelakangi area pendaratan dan sudah bersiap menjadi poros.
  • Sebelum kaki kanan menapak tengah lapangan, kaki kiri yang sebelumnya menjadi porors diangkat dan diayunkan dengan gerakan melingkar. Sehingga pada akhir putaran tubuh, kaki kananlah yang menjadi porosnya.
  • Tapakkan kaki kiri di daerah belakang kaki kanan, sejajar dengan jarak sebahu lebih sedikit dan posisi tubuh serong ke arah samping belakang.
  • Setelah kaki kiri menapak, tubuh dihadapkan ke sektor pendaratan, bersamaan dengan tangan sebelah kanan melakukan tolakan ke arah depan dengan kekuatan penuh.
  • Putaran tumit, pinggul, lutut, dan dada ke arah depan akan memberikan tambahan daya dorong.
  • Setelah peluru terlempar, kemungkinan tubuh masih berputar karena energi yang dilepaskan membentuk garis putaran tubuh.

[su_note note_color=”#f0d011″ text_color=”#000000″]Baca juga: Gaya lompat tinggi[/su_note]

Ukuran Lapangan Tolak Peluru

ukuran lapangan tolak peluru

Lingkaran tolak peluru harus terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok untuk dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya.

Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolakan harus datar antara 6 – 20 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.

Garis lebar 5 cm dibuat di atas lingkaran besi dan menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat/kayu.

Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dengan lengkungan, sehingga berhimpit dengan tepi dalam dan lebih kokoh.

Keterangan mengenai ukuran lapangan tolak peluru lainnya yaitu:

  • Diameter bagian dalam lingkaran tolak ialah 2,135 m.
  • Perpanjang garis tengah: 0,5 meter / 50 cm
  • Sudut pada titik tengah arah tolakan: 45º
  • Lebar balok: 11,2 – 30 cm
  • Panjang balok: 1,21 – 1,23 m di dalam
  • Tebal balok: 9,8 – 10,2 cm

Berat peluru:

  • Untuk senior putra: 7,257 kg
  • Untuk senior putri: 4 kg
  • Untuk junior putra: 5 kg
  • Untuk junior putri: 3 kg

Peraturan Tolak Peluru

Apabila ada 8 peserta dalam pertandingan tolak peluru, maka hak melemparnya adalah 3 kali.

Peluru harus didorong dari pundak dengan menggunakan satu tangan/dua tangan, sesuai gaya tolak peluru yang digunakan.

Pengukuran hasil tolakan diukur dari bekas peluru jatuh terdekat dengan lingkaran. Pelempar dibolehkan menyentuh bagian dalam lingkaran besi dan balok penahan.

Seorang pelempar harus memulai tolakannya dari sikap atau posisi diam di dalam lingkaran lempar. Jika salah melakukan tolakan, maka tidak dihitung.

Lemparan dinyatakan sah apabila:

  • Gaya yang digunakan benar dan sesuai peraturan.
  • Tidak boleh meninggalkan tempat sebelum peluru jatuh.
  • Peluru dipegang dan ditolakkan ke arah sektor tolakan.
  • Penolak masuk dan keluar lapangan lempar dari arah belakang lingkaran.

Lemparan dinyatakan tidak sah apabila:

  • Peluru jatuh di luar sektor lempar.
  • Penolak melewati lapangan tolak ketika melakukan tolakan.
  • Dipanggil 3 kali atau lebih dari 2 menit tidak hadir.
  • Setelah melempar keluar dari depan lingkaran lempar.
  • Cara melakukan tolakan tanpa menggunakan gaya yang benar.

Peralatan yang digunakan dalam pertandingan tolak peluru:

  1. Rol meter
  2. Bendera kecil
  3. Kapur/tali rafia
  4. Peluru

Ketentuan diskualifikasi dalam tolak peluru:

  • Menyentuh balok batas sebelah atas
  • Menyentuh tanah di luar lingkaran
  • Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
  • Dipanggil selama 3 menit tidak datang
  • Peluru diletakkan di belakang kepala
  • Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
  • Menginjak garis lingkar lapangan
  • Keluar lewat depan garis lingkar
  • Keluar lingkaran sebelum peluru menyentuh lantai
  • Peserta gagal melempar setelah 3 kali lemparan
  • Menggunakan dopping

Juri Tolak Peluru

Untuk menentukan pemenang dibutuhkan seorang juri untuk memutuskan hasil pertandingan dan siapa pemenangnya.

Kemampuan wasit harus meyakinkan, dan penguasaan peraturan perlombaan/pertandingan akan menunjang kelancaran jalannya perlombaan tolak peluru.

Wasit/juri dalam perlombaan tolak peluru berjumlah 3 orang, yaitu juri 1, 2, dan 3. Setiap juri memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-beda.

Berikut tugas wewenang dari setiap juri.

a) Juri 1

Mengasi tangan dan kesalahan kaki yang terjadi di dekat sisinya. Juri 1 juga bertugas untuk memanggil peserta serta mengukur hasilnya.

b) Juri 2

Berkenaan dengan kesalahan kaki yang terjadi pada bagian atas papan panahan dan lingkaran lempar pada sisi papan penahan.

Juri 2 memegang bendera untuk memustuskan bahwa lemparan tersebut sah atau tidak.

c) Juri 3

Bertugas untuk menentukan tempat jatuhnya peluru. Juri ini akan menancapkan paku atau bendera kecil di tempat peluru tersebut jatuh.

Bagi peserta yang menggunakan tangan kidal, tentu wasit harus berubah menyesuaikan posisinya.

Hal-hal yang Harus Diutamakan dan Dihindari

Dalam permainan tolak peluru, ada beberapa peraturan atau hal-hal yang harus dihindari dan diutamakan agar berjalan lancar.

Hal-hal yang harus diutumakan dalam tolak peluru yaitu:

  • Kaki kiri selalu rendah.
  • Lakukan gerakan kaki yang seimbang sempurna dengan kaki kiri mendorong ke belakang.
  • Seluruh badan rileks.
  • Usahakan gerakan yang cepat dan menjangkau jauh dari kaki kanan.
  • Putarlah kaki kanan ke dalam selama meluncur peluru.
  • Usahakan pinggang kiri dan bahu menghadap ke belakang sejauh mungkin.
  • Usahakan lengan kiri dalam posisi tertutup.
  • Tahanlah sekuat tenaga dengan kaki kiri untuk menjaga keseimbangan badan.

Sedangkan hal-hal yang harus dihindari dalam tolak peluru yakni:

  • Sikap awal yang tidak seimbang.
  • Ketika menolakkan peluru tidak disertai dengan gerakan melompat.
  • Mengangkat tubuh terlalu tinggi saat meluncur.
  • Tarikan kaki kanan tidak jauh.
  • Gerakan kaki kiri terlalu ke arah samping kiri.
  • Terlalu cepat menegakkan badan.
  • Mendarat dengan badan menghadap ke sampin.

Demikian penjelasan mengenai cabang olahraga atletik tolak peluru dan gayanya ini, semoga membantu.

Leave a Comment