Apa pengertian dari lempar cakram?
Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik pada nomor lempar di mana sang atlet harus melempar cakram sejauh-jauhnya.
Masing-masing atlet akan diberi 3 kali kesempatan untuk melempar cakram di setiap pertandingan.
Dilihat dari pengertiannya saja sudah jelas ya, tujuan dari permainan lempar cakram ialah untuk memperoleh jarak lempar cakram terjauh pada lapangan khusus olahraga ini.
Kamu tahu gak pesawat ufo yang mirip piring terbang? Kira-kira seperti itulah bentuk cakram yang digunakan sebagai alat untuk melempar.
Tetapi besar cakram tentunya tidak sebesar pesawat ufo, melainkan versi kecilnya. Yaitu lingkaran cakram dengan diameter 22 cm (standard untuk atlet putra) dan 18 cm (standard untuk atlet putri).
Sudah cukup pahamkan dengan pengertian lempar cakram? mari kita lanjut ke pembahasan lainnya.
Sejarah Lempar Cakram
Menurut catatan sejarah dari buku karangan Homerus yang berjudul “Odyssy”, lempar cakram merupakan salah satu olahraga nomor atletik.
Dalam buku Odyssy mencerikatan bahwa gerakan-gerakan dasar dari atletik yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar yang sudah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan bisa dibilang sejak adanya manusia, gerakan tersebut sudah dikenal.
Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat, dan melempar semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hal ini mereka sangat bergantung pada efisiensi jasmaninya.
Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, larinya kurang cepat, kurang tangkas saat melompat maupun melempar dapat tewas karena kelaparan atau menjadi mangsa hewan buas, bahkan menjadi korban bencana alam.
Jadi sejak zaman prasejarah, manusia sudah menyadari manfaat dari ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkan melompat & melempar.
Sehingga ada sebagian orang yang menduga kalau atletik adalah cabang olahraga tertua.
Bangsa Belanda menyebutnya “Atletik is a moerder der sporten” yang artinya atletik adalah induk dari seluruh cabang olahraga.
Sejarah Lempar Cakram di Dunia
Walaupun gerakan dasar atletik sudah dikenal semenjak adanya manusia. Namun perlombaan atletik termasuk lempar cakram yang pernah dilakukan pada catatan sejarah, baru terjadi pada zaman kurang lebih 1000 tahun sebelum masehi.
Hal ini bisa diketahui berdasarkan buku pujangga Yunani yang ditulis Homeros.
Dalam buku tersebut Hemeros juga menceritakan petualangan Odysseus. Bahwa suatu saat Odysseus terdampar di sebuah kepulauan bernama Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus.
Setelah Odysseus dibawa menghadap raja, maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam acara itu diadakan serangakaian perlombaan.
Pemuda-pemuda Phaeacia mempertunjukkan kemahirannya pada lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju dan lempar cakram.
Setelah rangakaian acara selesai, raja Aleinaus meminta supaya Odysseus memberikan demonstrasi lempar cakram.
Awalnya Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi raja mendesaknya dengan alasan supaya pemuda Phaeacia bisa menyaksikan cara melempar cakram yang sempurna, maka permintaannya pun terpaksa dipenuhi.
Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam, Odysseus bangkit minta ijin kepada raja.
Lalu masuk gelanggang mengambil cakram terberat dan menggunakan gaya termanis melempar cakram itu, cakram meluncur dan jatuh jauh berdasarkan jarak yang telah dicapai para atlet dari Phaeacia.
Cara Memegang Cakram
Terdapat dua cara memegang cakram yang cukup efisien, cara pertama yakni:
- Cakram dipegang dengan tangan kanan (atau tangan kiri bagi atlet yang kidal).
- Posisi cakram melekat pada telapak tangan dan ditahan dengan jari-jari tangan, yaitu ruas jari telunjuk – kelingking mencengkram pinggir cakram dan ibu jari diposisikan bebas.
- Posisi jari telunjuk – kelingking terbuka lebar, sehingga menjangkau lebih luas pada pinggiran permukaan cakram.
- Selain itu, posisi tangan agak ditekuk saat memegang cakram supaya bagian cakram yang tidak dicengkram jari dapat tumpuan, sehingga tidak mudah jatuh ketika diayun dan dilemparkan.
Posisi kedua ini sedikit berbeda dengan cara pertama, perbedaannya hanya terletak pada kerapatan jari. Cara melakukannya:
- Cakram dipegang dengan tangan kanan (atau tangan kiri).
- Posisi cakram melekat pada telapak tangan dan ditahan dengan jari-jari tangan, yakni ruas jari telunjuk sampai kelingking mencengkram pinggir cakram dan ibu jari diposisikan bebas.
- Posisi jari telunjuk – kelingking tidak terbuka lebar alias rapat, sehingga tidak menjangkau secara luas pinggiran permukaan cakram.
- Selain itu, posisi tangan sedikit ditekuk saat memegang cakram agar bagian cakram yang tidak dicengkram jari dapat tumpuan supaya tidak mudah jatuh ketika diayunkan/dilemparkan.
Kedua cara memegang cakram tersebut merupakan cara yang mendasar dan sering digunakan oleh atlet lempar cakram.
Selain dua cara itu sebenarnya masih ada satu cara lagi yang jarang dipergunakan.
Secara teknik caranya mirip dengan poin satu dan dua, hanya saja pada cara ini posisi jari dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan, kelompok kedua jari manis dan jari kelingking dirapatkan. Antara kelompok jari pertama dan kedua direnggangkan/diberi jarak.
Cara ini cukup sulit dilakukan, terutama bagi atlet yang jari-jemarinya kaku.
Teknik Dasar Lempar Cakram
Teknik dasar olahraga lempar cakram dapat dibagi menjadi 4, yaitu teknik memegang cakram, awalan, melempar, dan sikap akhir.
Berikut penjelasan lebih detailnya.
1. Persiapan
Proses ini merupakan hal penting yang harus dilakukan atlet sebelum masuk ke arena pertandingan, yaitu melakukan pemanasan dan peregangan untuk menghindari cidera otot.
Pemanasan bisa dilakukan dengan cara berlari selama kurang lebih 30 menit. Fungsi dari pemanasan ini ialah untuk membuat tubuh tidak kaku dan siap untuk melakukan peregangan.
Proses peregangan harus mencakup seluruh bagian tubuh, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Karena bagaimanapun juga lempar cakram melibatkan seluruh bagian tubuh dengan energi besar, sehingga rawan akan cidera.
Beri porsi lebih untuk meregangkan bagian leher, lengan, pundak, pergelangan tangan, jari-jari tangan, tulang punggung, pinggul, serta pergelangan kaki.
2. Awalan
Saat atlet sudah masuk arena, maka yang perlu diperhatikan yakni menentukan posisi tubuh sesuai dengan gaya yang akan dipergunakan.
Usahakan badan rileks dan pikiran fokus pada tubuh serta latihan-latihan yang pernah dilajalani.
Olahraga lempar cakram membutuhkan ketenangan ekstra sebelum memulainya.
Tidak ada salahnya atlet melakukan orientasi lapangan, meski ia sudah mengenal seluk-beluknya. Yaitu dengan berjalan mengelilingi lingkaran tempat melakukan lemparan sambil melihat area target.
Fokuskan pikiran pada target terjauh. Lalu mulailah melakukan gerakan untuk menciptakan momentum lemparan sesuai dengan gaya yang digunakan.
Berikut cara melakukan teknik awalan lempar cakram:
- Posisikan badan berdiri ke arah samping atas lemparan, kemudian kedua kaki dibuka selebar bahu. Usahakan kaki rileks dan sedikit ditekuk.
- Fokuskan gerakan awalan berjalan dengan baik lalu ayunkan cakram ke arah samping kanan, belakang dan kiri secara berulang-ulang. Ulangi gerakan ini sebanyak 2-3 kali.
- Selanjutnya putar badan. Dalam teknik awalan ini sering terjadi kegagalan yang disebabkan oleh pegangan cakram yang kurang kuat, tidak melakukan ayunan dengan benar, ataupun tidak disertai dengan gerakan lanjutan.
- Putaran badan dilakukan dengan cepat. Putaran pada bagian bawah tubuh mendahului bagian atas tubuh.
3. Melempar Cakram
Cara melempar cakram dengan baik dan benar yaitu:
- Tolakkan kaki kanan supaya panggul bisa diangkat ke atas. Setelah itu dorong kaki kanan ke arah depan atas.
- Condongkan badan ke arah kanan dan putar ke arah kiri disertai putaran gerakan panggul ke kiri juga.
- Tumpukan badan pada kaki kiri. Posisikan badan ke arah lemparan penuh lalu lempar cakram ke arah depan atas.
- Cakram dilemparkan setinggi dagu dengan sudut 90º. Lemparan tersebut dilepaskan dengan putaran ke arah jarum jam. Lepaskan cakram saat di muka bahu dan dorong menggunakan jari telunjuk.
- Jika cakram sudah dilempar sebelum mencapai muka bahu, maka bisa mengakibatkan lemparan gagal dan akan membuat lemparan jarak dekat, serta tidak keluar di daerah yang sudah ditentukan. Tetapi kalau pelepasan cakram terlambat, maka hasil lemparannya akan keluar dari daerah lemparan dan hasil menjadi tidak memuaskan.
- Cakram dilepaskan dengan posisi badan condong ke arah depan. Arahkan pandangan menuju ke arah lemparan.
4. Sikap Akhir Lempar Cakram
Cara melakukannya:
- Pindahkan kaki kanan ke depan dan sedikit ditekuk, hal ini dapat mencegah supaya badan tidak keluar daerah lingkaran. Arahkan pandangan menuju jatuhnya cakram dan letakkan kaki kiri di belakang.
- Posisikan badan berdiri seperti semula dan keluar dari lingkaran melewati bagian belakang. Usahakan tidak keluar lingkaran dengan cara lari atau melompat.
[su_note note_color=”#f0d011″ text_color=”#000000″]Baca juga: Lontar martil[/su_note]
Macam-macam Gaya Lempar Cakram
Gaya dalam lempar cakram ditentukan dari awalan yang dipilih/digunakan.
Awalan ini ditandai dengan posisi tubuh atlet ketika persiapan. Dari posisi tersebut, ada dua gaya lempar cakram yang bisa kamu gunakan:
Lempar Cakram Gaya Menyamping
Gaya samping merupakan gaya yang dimulai dengan posisi tubuh atlet menghadap ke samping atau searah dengan tangan yang digunakan untuk memegang cakram.
Biasanya atlet menyamping ke kanan, karena kebanyakan mereka menggunakan tangan kanannya untuk memegang cakram.
Dengan gaya ini, atlet bisa mengambil ancang-ancang dengan dua cara, yaitu membuat ayunan dari samping ke depan beberapa kali untuk mengukur sudut, lalu pada ayunan kesekian ia akan melepaskan cakram sejauh mungkin ke depan.
Lempar Cakram Gaya Membelakangi
Gaya belakang pada dasarnya sama dengan lempar cakram gaya samping, hanya berbeda posisi tubuh saat memulai awalan.
Selain itu gaya belakang ini memiliki keuntungan, yaitu jarak untuk menciptakan momentum lempar lebih luas sehingga secara teoritis hasil lemapran akan lebih jauh.
Tetapi demikian, gaya ini lebih sulit daripada gaya samping dan cenderung memiliki resiko yang lebih besar karena ketika atlet menghadap ke belakang, ia tak bisa menentukan titik lempar sebaik pada gaya sisi samping.
Ada dua cara melakukan lempar cakram gaya belakang:
- Pada cara pertama atlet akan membuat gerakan setengah lingkaran lalu melepaskan cakramnya,
- Sedangkan pada cara kedua atlet membuat satu putaran penuh lalu melepaskan cakramnya.
Sebagaimana pada gaya samping, para atlet banyak yang menggunakan cara kedua untuk bisa menghasilakan jarak lempar terjauh dan tentunya cara ini cukup sulit.
[su_note note_color=”#f0d011″ text_color=”#000000″]Baca juga: Lempar lembing[/su_note]
Hal-hal Yang Harus Diutamakan dan Dihindari Dalam Lempar Cakram
Hal penting yang harus dilakukan dalam perlombaan lempar cakram adalah:
- Melakukan putaran secara sempurna dan memang dianjurkan juga untuk melakukan putaran besar antara tubuh bagian bawah dan atas.
- Cakram perlu didorong melewati lingkaran.
- Peserta harus mencapai jarak yang cukup di saat melayang melintasi lingkaran.
- Peserta harus mendarat dengan jari-jari kanan lalu memutar secara progresif.
- Peserta harus mendarat menggunakan kaki kanan dan wajib tepat di titik pusat lingkaran serta kaki kiri yang sedikit ke arah kiri dan garis lemparan.
Sementara hal penting yang harus dihindari dalam perlombaan lempar cakram ialah:
- Peserta di awal putaran jatuh ke belakang.
- Tubuh terlalu membungkuk ke arah depan.
- Tubuh berputar di tempat saja.
- Peserta melompat terlalu tinggi di udara.
- Peserta menumpukkan berat badan di bagian kaki depan dan membiarkannya jatuh.
- Kaki peserta terlalu tegang sehingga membuat penempatan menjadi tidak sempurna atau salah.
- Peserta melakukan lemparan sebelum waktunya, pada banyak kasus; peserta melempar terlalu dini.
Sekian pembahasan tentang pengertian olahraga atletik lempar cakram ini, semoga membantu. Jangan lupa pelajari juga ukuran lapangan lempar cakram ya.