Hukum Permintaan – Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang diinginkan dan hendak dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu.
Sama seperti penawaran, permintaan pun juga memiliki hukum tersendiri, bahkan hukum permintaan dan penawaran saling berkaitan satu sama lain.
Berikut penjelasan mengenai hukum permintaan.
Pengertian Hukum Permintaan
Hukum permintaan (the law of demand) adalah salah satu konsep paling mendasar dalam ekonomi.
Hal ini berkaitan dengan hukum penawaran untuk menjelaskan bagaimana ekonomi pasar mengalokasikan sumber daya dan menentukan harga barang dan jasa.
Bunyi hukum permintaan.
[su_quote]”Apabila harga produk turun, maka jumlah permintaan konsumen akan naik. Sebaliknya, jika harga produk naik, maka jumlah permintaan konsumen akan turun”.[/su_quote]
Hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah yang dibeli bervariasi dan berbanding terbalik dengan harga.
Dengan kata lain, semakin tinggi harga, maka semakin rendah kuantitas (jumlah barang) yang diminta.
Hal ini terjadi karena berkurangnya utilitas marginal.
Artinya, konsumen menggunakan unit pertama dari barang ekonomi yang mereka beli untuk melayani kebutuhan yang paling mendesak terlebih dahulu.
Dan menggunakan setiap unit tambahan barang untuk melayani tujuan yang bernilai lebih rendah secara berturut-turut.
Contoh Hukum Permintaan
Berikut ini adalah contoh hukum permintaan :
- Suatu ketika harga cabai mengalami kenaikan di pasaran, sehingga permintaan cabai menurun dan konsumen akan mencari barang pengganti yang memiliki fungsi sama seperti cabai.
- Pada saat ada promo diskon kue lebaran sebesar 20% maka hal tersebut akan menyebabkan permintaan kue lebaran semakin meningkat.
- Ketika BBM premium akan dihapuskan untuk pembeli eceran, maka permintaannya akan meningkat sebab para pengecer akan membeli sebanyak-banyaknya sebagai cadangan.
- Dan lain sebagainya.
Contoh penerapan lainnya dari hukum permintaan ini adalah ketika harga daging mulai naik.
Misalnya harga daging ayam pada mulanya Rp20.000/kg, pada harga sekian kita masih dapat mengonsumsi daging ayam 2 kg/minggu.
Kemudian harga daging ayam naik menjadi Rp30.000/kg. Ketika harga daging naik Rp10.000 ini kita hanya mampu mengonsumsi daging ayam sebanyak 1,5 kg/minggu.
Nah daging yang kita beli untuk di konsumsi inilah yang disebut dengan jumlah permintaan yang sifatnya menurun apabila terjadi kenaikan harga.
Memahami Hukum Permintaan
Ekonomi melibatkan studi tentang bagaimana orang menggunakan sarana yang terbatas untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas.
Hukum permintaan berfokus pada keinginan yang tidak terbatas itu.
Secara alami, orang memprioritaskan keinginan dan kebutuhan manusia yang lebih mendesak daripada yang tidak terlalu mendesak dalam perilaku ekonomi mereka.
Hal ini juga mengarah pada bagaimana orang memilih di antara cara terbatas yang tersedia untuk mereka.
Untuk setiap barang ekonomi, unit pertama dari barang yang konsumen tangani akan cenderung digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendesak.
Maksudnya, konsumen tersebut memiliki barang yang dapat memuaskan atau memenuhi keinginannya.
Penyebab Bentuk Kurva Permintaan Miring ke Bawah
Hukum permintaan disebut juga sebagai hukum permintaan yang miring ke bawah.
Selain dari pengetahuan umum, ada beberapa alasan logis lainnya yang menyebabkan bentuk kurva permintaan menjadi miring ke bawah.
Beberapa alasan tersebut yaitu:
- Efek substitusi
- Efek penghasilan
- Hukum Nilai Guna Marjinal yang Semakin Berkurang
Efek Subtitusi
Efel substitusi adalah perubahan jumlah barang yang hendak dibeli ketika harga barang tersebut berubah, dengan asumsi harga barang lain dan tingkat kegunaan barang tetap sama.
Dengan kata lain, perubahan harga (kenaikan harga) akan memotivasi konsumen untuk membeli barang substitusi dengan harga yang lebih murah untuk mencapai tingkat kegunaan yang sama.
Contohnya ketika harga daging sapi naik, masyarakat akan beralih untuk membeli daging ayam yang lebih murah.
Hal ini merupakan alasan mengapa semakin mahal suatu produk, maka permintaan juga akan menjadi semakin berkurang.
Efek Penghasilan
Efek penghasilan adalah perubahan jumlah barang yang hendak dibeli oleh konsumen akibat perubahan daya beli, dengan asumsi harga barang lainnya tetap sama.
Dengan kata lain, perubahan harga juga termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi daya beli konsumen.
Ketika harga suatu barang turun, maka konsumen dapat membeli barang tersebut dan masih memiliki sisa uang untuk membeli barang yang lain (atau barang yang sama, namun dengan jumlah yang lebih banyak).
Sebaliknya, ketika harga suatu barang naik, konsumen tidak lagi mampu membeli barang tersebut atau hanya mampu membeli sedikit saja.
Hal inilah yang menjadi alasan dari semakin mahal suatu produk, maka permintaan juga menjadi semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin murah suatu produk, maka permintaan akan menjadi semakin meningkat.
Hukum Nilai Guna Marjinal yang Semakin Berkurang
Hukum nilai guna marjinal yang semakin berkurang menyatakan bahwa ketika kita terus mengkonsumsi produk yang sama, maka kita akan merasa puas dan tidak terlalu menginginkan produk lainnya.
Oleh karena itu, ketika konsumen lebih banyak mengkonsumsi produk yang sama, maka keinginannya untuk membeli tambahan unit barang juga akan semakin berkurang.
Sebagai contoh, misalnya kita mengkonsumsi mie instan. Satu bungkus pertama akan terasa nikmat dan kita akan merasa puas.
Satu bungkus berikutnya kita tetap merasa puas. namun tidak terasa senikmat pada bungkus yang pertama tadi.
Pada akhirnya, tambahan satu bungkus berikutnya kita mulai merasa tidak merasa puas lagi, hingga kita tidak ingin membelinya lagi.
Hukum ini biasanya disebut juga sebagai Hukum Gossen yang pertama.
Ketiga hal di atas, yaitu:
- Efek Substitusi (substitution effect).
- Efek Penghasilan (income effect).
- Hukum Nilai Guna Marginal yang Semakin Berkurang (law of diminishing marginal utility).
Merupakan hal-hal yang membuat bentuk kurva permintaan menjadi miring ke bawah.
Kurva Permintaan Individu dan Kurva Permintaan Pasar
Dari pembahasan mengenai kurva permintaan pada artikel sebelumnya, pengertian kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta.
Dengan kata lain, kurva permintaan ini akan menampilkan grafik dari daftar permintaan para konsumen.
Contoh kurva permintaan mie instan pada pembahasan sebelumnya merupakan kurva permintan individu.
Ketika kita berbicara mengenai kurva permintaan, maka dalam ilmu ekonomi nantinya kita akan lebih banyak merujuk pada kurva permintaan pasar.
Kurva permintaan pasar dapat dicari dengan menjumlahkan seluruh jumlah barang yang diminta oleh semua individu pada setiap harga.
Perhatikan daftar permintaan mie instan di bawah ini.
Daftar permintaan ini mengandaikan suatu wilayah yang hanya dihuni oleh Anto, Handri, Indah.
Sehingga untuk mencari kurva permintaan pasar di wilayah tersebut, kita cukup menjumlahkan permintaan ketiga orang tersebut pada setiap harga.
Proses penjumlahan perilaku individu ini disebut dengan agregasi.
Pilihan | Harga (RP Per Unit) | Jumlah Permintaan Anto (Unit Per Minggu) | Jumlah Permintaan Handri (Unit Per Minggu) | Jumlah Permintaan Indah (Unit Per Minggu) | Permintaan Pasar (Unit Per Minggu) |
A | 5.000 | 9 | 7 | 3 | 19 |
B | 4.000 | 10 | 8 | 4 | 22 |
C | 3.000 | 12 | 10 | 6 | 28 |
D | 2.000 | 15 | 13 | 9 | 37 |
E | 1.000 | 20 | 17 | 13 | 50 |
Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan
Maksud dari pergerakan sepanjang kurva permintaan adalah pergerakan dari suatu titik ke titik lain dalam kurva permintaan yang sama setelah terjadi perubahan harga.
Apabila terjadi perubahan harga, maka akibatya yaitu terjadi perubahan jumlah barang yang diminta.
Perhatikan gambar berikut ini.
Pada garis a perubahan harga dari Rp3.000 hingga ke Rp2000 menyebabkan jumlah barang yang diminta naik dari 600 unit ke 900 unit.
Pada garis b perubahan harga dari Rp3000 hingga ke Rp4000 menyebabkan jumlah barang yang diminta turun dari 600 unit ke 400 unit.
Pergerakan pada kurva permintaan sama karena perubahan harga inilah yang disebut dengan pergerakan sepanjang kurva.
Pergerakan ini tidak membentuk kurva permintaan baru.
Pergeseran Kurva Permintaan
Hukum permintaan berlaku apabila semua hal lain (selain harga) kita anggap tetap atau konstan (ceteris paribus).
Pada bagian ini kita akan membahas sebagian dari “hal-hal lain” tersebut apabila berubah.
Kurva permintaan dapat bergeser apabila salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan berubah.
Faktor-faktor tersebut yaitu:
- Penghasilan dan kekayaan.
- Harga dan ketersediaan barang atau jasa yang berkaitan.
- Jumlah Pembeli
- Selera Konsumen.
- Harapan di masa depan.
Perhatikan gambar pergseran kurva permintaan di bawah ini.
Jumlah pembeli merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan.
Ketika jumlah pembeli bertambah, maka kurva akan bergeser ke kanan (terbentuk kurva permintaan baru).
Sebaliknya, ketika jumlah pembeli berkurang, maka kurva akan bergeser ke kiri (terbentuk kurva permintaan baru).
Garis D1 menunjukkan bentuk kurva ketika jumlah pembeli bertambah, garis D2 menunjukkan bentuk kurva ketika jumlah pembeli berkurang.
Kesimpulan
Hukum permintaan adalah prinsip dasar ekonomi yang menyatakan bahwa denga harga yang lebih tinggi, konsumen akan menuntut kuantitas barang yang lebih rendah.
Permintaan berasal dari hukum utilitas marginal yang semakin berkurang.
Fakta bahwa konsumen menggunakan barang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan mereka yang paling mendesak terlebih dahulu.
Kurva permintaan pasar menyatakan jumlah kuantitas yang diminta oleh konsumen pada setiap harga di pasar.
Perubahan harga dapat tercermin dalam pergerakan sepanjang kurva permintaan, tetapi tidak dengan sendirinya meningkatkan atau menurunkan permintaan.
Bentuk dan besarnya permintaan yang bergeser merupakan respons terhadap perubahan preferensi konsumen, pendapatan, atau barang ekonomi terkait. Bukan terhadap perubahan harga.
Semakin banyak permintaan dari konsumen juga dapat menimbulkan kelangkaan akan barang atau jasa yang dibutuhkan.
Demikian pembahasan mengenai hukum permintaan ini, semoga bermanfaat dan dapat membantu kegiatan belajar kamu.
Sekian.